Memandang Harta

Harta dan manusia tidak dapat dipisahkan. Sejak kecil kita sudah pegang uang dan para orang tua kita sejak kecil sudah mengenalkan kita pada harta dalam bentuk uang. Sayangnya hingga dewasa kita masih belum tahu juga perkara ilmu harta. Bagaimana memahami harta dengan benar sehingga persoalan harta ini masih terus menjadi hal yang berbelit bahkan sering menyusahkan manusia sendiri. Padahal harta bisa berdampak besar bagi kebaikan kita maupun orang lain.

Islam memandang harta kekayaan hanya sebatas wasilah dan perantara yang wajib hukumnya untuk dimanfaatkan sebaik-baiknya demi kebahagiaan dunia dan akhirat. Harta kekayaan merupakan sebuah nikmat dan kebaikan apabila ia menjadi tangga pijakan menuju kesuksesan di alam akhirat. Jika tidak maka ia merupakan perdagangan yang mengecewakan dan merugikan.

“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah harta bendamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Dan barangsiapa berbuat demikian, maka mereka itulah orang-orang yang rugi.” (QS. Al Munafiqun: 9)

Ayat ini mengandung pengajaran yaitu memprioritaskan hal-hal yang lebih bermanfaat bagi diri kita (mengingat Allah), serta mengajarkan bahwa harta dan anak-anak dapat melalaikan diri kita. Oleh karenanya, harta yang baik adalah yang bermanfaat bagi seorang hamba, baik itu menunjangnya dalam ketaatan kepada Allah ataupun harta yang membuat pemiliknya ikut andil di dalam menyejahterakan bangsa dan negaranya.

Dalam kehidupan, harta diantaranya adalah uang yang merupakan sesuatu yang sangat berpengaruh dalam kehidupan kita. Tanpa uang kita akan sulit melakukan banyak hal seperti bersekolah, beli kebutuhan pokok, belanja, investasi, maupun sedekah. Namun berdasarkan buku Rich Dad, Poor Dad yang ditulis oleh Robert T. Kiyosaki, hal yang paling berpengaruh dalam hidup ini bukanlah uang tetapi pengetahuan finansial. Uang bisa datang dan pergi, tapi jika kita memiliki pengetahuan mengenai bagaimana uang bekerja, kita bisa menghasilkan uang yang lebih banyak dan mulai membangun kekayaan.

Hal yang tak pernah diajarkan di sekolah adalah bagaimana kita mengatur keuangan dan bagaimana cara agar uang yang bekerja untuk kita. Karena pada hakikatnya kita sendirilah yang harus mencari jalan untuk menjadi kaya, bukan dengan diberitahu orang lain. Karena setiap orang punya jalan dan pengalaman mereka masing-masing yang belum tentu berhasil jika dilakukan oleh orang lain.

“Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah sebagian dari hartamu yang Allah telah menjadikan kamu menguasainya. Maka orang-orang yang beriman diantara kamu dan menafkahkan (sebagian) dari hartanya akan memperoleh pahala yang besar” (QS. Al Hadid 7).

Islam telah meletakkan kaidah-kaidah yang sangat jelas tentang bagaimana mengelola dan memanfaatkan harta yang dimiliki oleh seseorang. Jangan sampai harta tersebut membuatnya celaka dan sombong, dan hendaknya ia tidak melupakan hak-hak orang lain pada hartanya, berbuat baik kepada mereka yang membutuhkan sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadanya dengan limpahan rezeki yang telah Dia berikan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *